Saya sangat tertarik tetang bahasan sunat. Itu semua adalah pengalaman akibat telat sunat. Ya saya rasakan telat sunat karena waktu itu sudah berumur 12 tahun. Saat itu saya sudah merasakan hal ganjal pada farji. Setiap beberapa hari di bagian kepala farji ada semacam sisa kotoran yang seperti pasta. Warnanya kira kira putih kekuningan dan tentunya baunya kurang sedap karena lembab.
Cerita itu dimulai ketika saya baru saja bangun tidur, kok sepertinya ada yang berisi di bagian kulit kepala farji. Dan memang, kotoran telah menumpuk. Saya jadi kawatir kalau terus begini, yaitu harus sering bersihkan farji yang ada kotoran yang menempel, berbau tidak sedap dan lembab, maka saya kawatir ini kurang baik.
Beberapa bulan kemudian saya di tawari sunat. Pikiran saya lansung membayangkan masa kecil saya, yang mana saya melihat ada sunatan masal di sebelah rumahku. Sunatatan masal pada saat itu terlihat sangat sadis, hahaha....Bagaimana tidak 15 an anak kecil di suruh berjajar dan di potong ujungnya tanpa obat apapun. Waktu itu saya hanya melihat di balik cendela...hihihi...saya tidak betah dan akhirnya..saya minggir.
Tapi yang membuat saya langsung meyetujui untuk disunat adalah Ibu berkata " sunat sekarang berbeda dengan dulu, sekarang pakai bius, jadi gak sakit". Saya langsung menyetujuinya. Tukang Sunat itu kebetulan teman kakek berangkat Haji. Jadi ada tambahan rasa semangat. Waktu itu saya tidak sendiri, karena teman sekolah yang tetanggaku juga gabung bersama saya.
Ada bangga tersendiri waktu di ruang Praktek Sunat, Si Bapak Mantri yang teman kakek itu bilang " Kamu cucunya Abah ya?" saya jawab "iya". Ok saya akan sunat kamu dengan potongan yang bagus, biar bentuk "burungmu bagus". lanjut mantri itu. Hahaha..yang namanya anak kecil saya pun senang.
Cukup singkat sekali waktu sunatnya. Setelah disuntik obat bius 4X...saya masih di ajak ngobrol..sambil di cubit bagian kulit farji saya untuk mengetahui reaksi obat bius itu. Saya baru kali itu merasakan obat bius, sungguh ajaib, meski di cubit....tak terasa, sepertinya kulit ini sudah mati rasa. Akhirnya di potong deh topi farji saya.
Keluar dari ruanganga praktik sunat, saya merasa bangga, ciri khas anak kecil. Ya karena saya merasa sudah tidak kecil lagi, karena sudah berani farjinya bersimbah darah dipotong hahaha...
( padahal pakai obat bius, tak seberapa sakit...eee bangga).
6 harian setelah sunat..sudah berangkat sekolah, waktu itu kelas 6 SD. Teman saya satunya bahkan lebih cepat 4 hari sudah berangkat sekolah. Ya karena saya kebanyakan..main-main, ya waktu itu main bola sama sepupu kecil, padahal masih pakai sarung. Sungguh diluar dugaan tendangan sepupu kecil itu tepat mengenai apa yang ada dalam sarung saya....aaaaaaaahhhh.
Akhirnya...gak jadi kering deh luka sunatnya. Kapoknya diriku, ini pelajarang penting bagi kita ....jangan perbolehkan anak-anak anda yang baru disunat..banyak bermain fisik, agar lukanya bisa sembuh dalam 4 hari saja.
Bagi yang ingin bertanya tetang seputar "sunat" bisa tinggalkan komentar disini. Silahkan...
BalasHapuskey
BalasHapusNah kalau kulupnya masih panjang apakah masih harus di potong, walaupun saat berdiri kepalanya full keluar semua? terima kasih
BalasHapusJadi bentuk yang bagus itu yang seperti apa?
BalasHapus